Senin, 25 Juni 2012

Mengunjungi Mata Air Batu Qur’an

PANDEGLANG (Pos Kota) – Mata air Batu Qur’an tidak hanya dimanfaatkan untuk irigasi dan berbagai keperluan rumah tangga penduduk setempat. Namun sember air bekas peninggalan Syech Maulana Mansyurudin ini juga mengandung berkah untuk penyembuhan dan pengasihan.
Konon dengan cara melakukan ritual mandi di tempat ini seseorang diyakini tetap awet muda dan memiliki pancaran aura yang mempesona.
Kawasan Batu Qur’an bukan hanya dikenal sebagai wisata ziarah yang terkandung berbagai sejarah. Namun di tempat ini juga menjadi obyek wisata alam yang menjanjikan. Untuk mencapai wilayah ini, peziarah akan melewati perkampungan penduduk.
Jalan menuju Batu Qur’an yang terletak di di Desa Cibulakan Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini sangat mudah dijangkau.
Di kawasan ini pengunjung akan disambut rindangnya pepohonan dengan  udara sejuk menyegarkan. Di balik rerimbunan pepohonan itu  terdapat sumber mata air. Yang tak lain adalah sumber mata air batu qur’an.
Lokasi wisata ini memang masih perawan. Karena belum ada perubahan sedikitpun. Kecuali pagar pembatas pemandian yang menuju ke sumber mata air batu qur’an yang diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan. Di sebelah kiri sumber mata air batu Qur’an terdapat bangunan mushola yang di dalamnya terdapat sumur yang merupakan peninggalan Syeh Maulana Manshurudin. Kawasan ini dianggap sebagai tempat keramat yang selalu menyedot ribuan pengunjung.
Mereka yang datang ke tempat ini dari berbagai kalangan. Tercatat dalam buku tamu  di kawasan Batu Qur’an ini  mulai dari masyarakat biasa, pejabat negara, pengusaha bahkan artis.
BIKIN AWET MUDA
Selain sebagai tempat wisata ziarah, kawasan Batu Qur’an ternyata menyimpan kekuatan mistik yang mendatangkan berkah. Airnya diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan bikin awet muda. Tak pelak banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk mandi atau sekedar cuci muka di tempat ini. Bahkan banyak yang para pengunjung yang membawa pulang air dari batu qur’an ini.
Riwayat Batu Qur’an ini tak dapat dilepaskan dari karomah Syech Mansyurudin saat melakukan perjalanan haji ke tanah suci Mekah Al Mukaromah. Pada saat berangkat ke Mekah, Syech Maulana Mansurudin diberi wasiat oleh Sultan Ageng Tirtayasa agar tidak boleh mampir ke tempat lain dan harus langsung ke Mekah.
Namun dalam pernjalanan beliau lupa terhadap pesan bapaknya. Kemudian ia mampir ke daerah pulau Menjeli, wilayah Cina.
Menurut riwayat, dua tahun beliau menetap di pulau tersebut dan kawin dengan ratu jin  dan dikarunia putera satu. Tak lama kemudian ia ingat pesan bapaknya lalu menuju ke Mekah. Selama di Mekah ia banyak menimba ilmu dari berbagai ulama dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Permohonan ampunan beliau  ternyata dikabulkan Allah. Beliau  juga diberikan berbagai karomah ilmu yang sempurna termasuk ilmu kewalian. Dengan izin Allah selama dalam perjalanan pulang dari Mekah Ke Banten tidak melalui jalan seperti layaknya manusia kebanyakan. Tapi menyelam dari sumber air zam-zam di Mekah hingga menembus gunung Karang yang masih wilayah Pandeglang.
 Namun saat akan keluar dari dasar bumi di kawasan Gunung Karang tersebut dia terdengar suara agar ia tidak keluar ke permukaan atau ke daratan dari tempat tersebut. Selanjutnya ia berjalan melalui perut bumi hingga sampailah pada wilayah Cibulakan, Cimanuk.
Bekas keluarnya Syech Maulana Mansyurudin di Cibulakan tersebut akhirnya berubah menjadi mata air yang deras sekali. Luapan mata air tersebut semakin hari semakin besar bak Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Bahkan lebih dahsyat lagi. Jika dibiarkan maka wilayah Pandeglang akan tenggelam.
Melihat kejadian tersebut akhirnya Syech Mansyurudin yang dikenal sebagai waliyullah ini bermunajat kepada Allah. Atas petunjuk dari Allah, maka Syech Mansyrudin menutup sumber mata air tersebut dengan mushaf Al Qur’an.
Berkat ijin Allah, sumber mata air dapat ditutup dengan mushaf alqur’an  yang selanjutnya berubah menjadi batu yang dinamakan batu qur’an. Hingga saat ini air bekas sumber mata air tersebut masih mengalir. Namun tidak memancar sangat deras yang dapat membahayakan manusia berkat karomah Syech Mansyurudin. (haryono/Dms)

Ziarah ke Makam Keramat di Kabupaten Pandeglang Banten

Unwinged - Ziarah (flickr.com)
Latar Belakang
Ziarah makam tergolong tradisi yang sangat tua, barangkali setua kebudayaan manusia itu sendiri. Tradisi ini umumnya berhubungan erat dengan unsur kepercayaan atau keagamaan. Tradisi, menurut Parsudi Suparlan, sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin (Jalaluddin, 1996: 180), merupakan unsur sosial budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat dan sulit berubah. Meredith McGuire (dalam Jalaluddin, 1996: 180), melihat bahwa dalam masyarakat pedesaan umumnya tradisi erat kaitannya dengan mitos dan agama.
Kabupaten Pandeglang, terletak di wilayah provinsi Banten, merupakan kawasan yang sebagian besar masih merupakan pedesaan. Dalam satu tulisannya, Azyumardi Azra menyebutkan, orang-orang Muslim di Banten percaya bahwa Tuhan sangat baik dan tidak akan mengabaikan mereka; tetapi pada saat yang sama, kekuatan-kekuatan jahat dan setan terus mendatangkan bencana, sehingga mereka terpaksa mengarahkan aktivitas ritual kepada kekuatan-kekuatan jahat tersebut. Dalam kaitan ini pula terjadi pemujaan terhadap orang-orang yang telah mati, yang dipandang potensial untuk membantu mereka dalam menghadapi berbagai kekuatan jahat (Azra, 1999: 66).

Ungkapan yang digunakan Azra dalam kalimat “pemujaan terhadap orang-orang yang mati” mungkin terlalu berlebihan untuk menggambarkan keyakinan masyarakat Banten. Pada kenyataannya, orang-orang Banten akan menolak kalau dikatakan mereka memuja orang-orang yang telah mati. Lebih tepat kalau dikatakan, mereka menggunakan arwah orang-orang yang telah mati itu sebagai perantara (wasilah) untuk menyampaikan doa atau keinginan mereka kepada Tuhan. Arwah itu pun bukan sembarang arwah, melainkan arwah dari orang-orang yang semasa hidupnya dianggap sebagai tokoh, misalnya kiyai, syekh, jawara (orang sakti), atau sultan. Orang-orang Banten percaya bahwa tokoh-tokoh itu mempunyai karomah atau keistimewaan spiritual tertentu. Ketika sudah meninggal, karomah itu dipercaya masih ada dan bisa diperoleh dari makam mereka. Oleh karena itulah, aktivitas ziarah ke makam keramat sering disebut ngalap barokah, yaitu mencari berkah dari keramat yang terdapat pada makam sang tokoh.
Pemujaan terhadap orang-orang yang telah meninggal dahulu memang ada ketika agama Islam belum dianut masyarakat Banten. Kepercayaan semacam itu, yang disebut animisme, secara berangsur-angsur telah terkikis dengan datangnya Islam. Diperlukan penelitian tersendiri apakah tradisi ziarah ke makam keramat, yang menunjukkan adanya keyakinan mengenai keistimewaan roh-roh dari tokoh tertentu, itu merupakan kompromi antara kepercayaan lama dengan ajaran Islam atau bukan. Sebab Islam yang datang ke Banten, dan ke Nusantara secara umum, adalah Islam dengan nuansa sufisme sangat kental. Telah banyak dikemukakan oleh para ahli sejarah, bahwa para penyebar Islam di Jawa hampir seluruhnya adalah pemimpin-pemimpin tarekat (Dhofier, 1982: 144). Di Banten sendiri, pernah dan masih berkembang aliran-aliran tarekat antara lain tarekat Syatariyah, Qadiriyah, Naqsabandiyah, dan Syadziliyah. Dalam sufisme, ada ajaran tentang tawassul dengan para guru dan syekh terdahulu, dan ziarah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka tawassul. Jadi, tidak bisa dengan serta merta dikatakan bahwa ziarah ke makam keramat merupakan warisan tradisi pra-Islam.
Di kalangan Islam sendiri, sebetulnya aktivitas ziarah ke makam keramat dan doktrin tawassul masih menimbulkan pertentangan teologis yang belum terselesaikan, antara pihak yang membolehkan (bahkan menyunahkan) dan pihak yang membid’ahkan (bahkan mengharamkan). Pihak yang membolehkan ziarah ke makam keramat umumnya berasal dari kalangan Islam tradisional, sedangkan pihak yang melarang berasal dari kalangan Islam modernis. Tapi terlepas dari pertentangan teologis tersebut, ziarah ke makam keramat merupakan sebuah fakta sosial yang tidak bisa diabaikan, bahkan merupakan suatu tradisi atau bentuk kebudayaan yang menarik untuk diteliti.
Menilik tempatnya, makam yang menjadi tujuan ziarah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makam keluarga dan makam keramat. Pada makam keluarga, misalnya makam orang tua, orang yang berziarah umumnya bertujuan untuk mendoakan arwah yang dikubur agar mendapat keselamatan atau tempat yang baik di sisi Tuhan. Jadi, manfaatnya bukan ditujukan untuk kepentingan orang yang berziarah, melainkan untuk kebaikan roh orang yang diziarahi.
Ziarah ke makam keluarga memiliki makna kultural yang hampir sama dengan halal bihalal, di mana dalam periode tertentu, misalnya setahun sekali, orang merasa perlu menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya untuk mengunjungi saudara-saudara dan tetangganya. Jika halal bihalal adalah silaturahmi kepada orang-orang yang masih hidup, ziarah kubur adalah silaturahmi kepada orang-orang yang sudah mati. Orang yang sewaktu lebaran tidak pulang kampung untuk berhalal bihalal, ia bisa dianggap lupa asal usul. Demikian pula, orang yang dalam periode tertentu tidak melakukan ziarah, khususnya jika ia memiliki orang tua yang sudah meninggal, akan dianggap anak yang tidak berbakti.
Sedangkan pada makam keramat, aktivitas berziarah ke sana tampaknya memiliki tujuan atau motivasi yang beragam. Hal ini mengingat bahwa orang-orang yang berziarah ke makam keramat berasal dari berbagai daerah dan kalangan serta status sosial yang bermacam-macam. Bahkan untuk makam keramat yang besar, penziarah bisa berasal dari daerah yang sangat jauh, luar pulau, sampai luar negara.
Pengertian Ziarah dan Makam Keramat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun, 1990), ziarah diartikan sebagai “kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia, misalnya makam, dsb.” Dari pengertian ini, tampak bahwa yang dikunjungi dalam kegiatan ziarah bukan sembarang tempat, melainkan tempat yang dianggap keramat, misalnya makam atau kuburan. Selain makam, tempat-tempat yang kerap dianggap keramat antara lain tempat lahir seorang tokoh besar (misalnya tempat lahir Syekh Nawawi Banten di Tanahara), tempat persinggahan (misalnya situs Batu Quran di Cibulakan, Pandeglang), dan tempat-tempat lain yang memiliki nilai sejarah spiritual tinggi.
Pengertian keramat itu sendiri, menurut KBBI, adalah: (1) suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan (tentang orang yang bertakwa); (2) suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain (tentang barang atau tempat suci).
Dengan demikian, secara bebas makam keramat dapat diartikan sebagai makam dari orang yang suci atau dianggap suci oleh masyarakatnya, atau makam dari orang yang bertakwa, atau makam dari orang yang semasa hidupnya memunyai kemampuan tertentu di luar kemampuan manusia biasa, khususnya kemampuan dalam bidang spiritual. Oleh karena itu, makam dari orang-orang awam biasanya tidak disebut makam keramat, meskipun barangkali makam orang awam tersebut tetap memiliki nilai kekeramatan tertentu bagi anaknya atau kerabatnya.
Makna Spiritual Ziarah ke Makam Keramat
Ziarah ke makam, baik yang keramat maupun tidak, berkaitan erat dengan unsur keagamaan. Makam, dalam banyak kebudayaan dan kepercayaan di seluruh dunia, menempati ruang spiritual yang istimewa, bahkan menjadi pusat kehidupan keagamaan di samping kuil-kuil pemujaan. Sebagai tempat dikuburkannya jasad orang yang sudah meninggal, makam dipercaya sebagai tempat bersemayamnya roh-roh orang yang meninggal itu. Berziarah ke makam merupakan cara untuk berhubungan kembali secara spiritual dengan roh-roh tersebut.
Ziarah ke makam juga berkaitan dengan kehidupan sosial. Orang yang ingin melakukan sesuatu atau kebutuhan tertentu, seperti membuka lahan pertanian, melangsungkan perkawinan, sampai berperang, merasa belum sah kalau belum meminta restu pada roh-roh nenek moyang. Roh-roh itu dipercaya dapat melindungi mereka, mengabulkan permohonan mereka, bahkan dapat pula menghukum kalau mereka melakukan pelanggaran.
Penghormatan kepada orang-orang yang telah meninggal diwujudkan dalam berbagai cara, misalnya mengadakan upacara kematian dengan ritual dan peralatan yang rumit, pembangunan kuburan secara mewah, di beberapa tempat disertai makanan dan harta untuk bekal perjalanan sang arwah, sampai pendirian kuil-kuil pemujaan.
Menurut Geoffrey Parrinder, yang dikutip oleh Zakiah Daradjat (Daradjat dkk, 1996: 43), pemujaan terhadap orang-orang yang telah meninggal atau telah mati terdapat di semua masyarakat. Karena itu kepercayaan terhadap hidup setelah mati ini bersifat universal dan merupakan salah satu bentuk kuno dalam kepercayaan di kalangan suku-suku primitif. Di Cina, pemujaan dan penyembahan terhadap para leluhur adalah pemujaan yang sangat kuno dan merupakan salah satu unsur yang paling diutamakan dalam agama Cina. Di Yunani, terdapat kepercayaan bahwa arwah leluhur tinggal di makam-makam dan memiliki kekuasaan atas baik dan buruk, sakit, dan mati. Begitu pula di Jepang, Mesir, Babylonia, Eropa, termasuk suku-suku di Indonesia (Daradjat dkk, 1996: 41-42).
Praktik pemujaan terhadap arwah para leluhur, yang di antaranya dilakukan dengan persembahan korban atau pemberian sesajen, memang tidak selalu dilakukan di makam. Dalam kebudayaan tertentu, arwah leluhur itu dipercaya bisa ada di mana-mana, di hutan-hutan, kampung, sawah, pohon, sampai di rumah (Daradjat dkk, 1996: 42), dan praktik pemujaannya pun bisa dilakukan di tempat-tempat tersebut. Meskipun demikian, kedudukan makam tetaplah menempati posisi yang paling penting.
Pada masa sekarang pun sisa-sisa kepercayaan tersebut masih bisa dijumpai di beberapa kebudayaan, khususnya di suku-suku yang kebudayaannya masih primitif. Di Melanesia, terdapat cara menghubungi roh leluhur yaitu setelah selesai penguburan mayat, mereka lalu mengambil suatu kantong dan sebatang bambu yang panjangnya kira-kira lima sampai tujuh meter. Ke dalam kantong tadi ditaruhkan pisang, lalu mulut kantong diikatkan pada ujung bambu, dan kantong tersebut diletakkan tepat di atas kuburan si mati. Kemudian orang tersebut berharap dan meminta kedatangan roh sambil memegang ujung sebelah bambu tadi. Nama orang yang baru saja meninggal dipanggil-panggil (Daradjat dkk, 1996: 44-45). Di Dayak Kalimantan, terdapat kebiasaan menghubungi roh orang yang sudah meninggal dengan cara tidur di atas kuburan-kuburan sambil mengharap-harapkan mendapatkan keberuntungan (Daradjat dkk, 1996: 45).
Kehadiran agama-agama formal, seperti Hindu, Buddha, Yahudi, Kristen, dan Islam, yang masing-masing memiliki tempat pemujaan atau rumah ibadah, tidak melenyapkan fungsi spiritual dari makam. Malah banyak di antara tempat ibadah itu yang didirikan di atas makam, atau makam yang dibangun di dekat tempat ibadah. Sehingga seringkali tidak dapat dibedakan ketika seseorang berada di rumah ibadah, apakah ia hanya melakukan sembahyang di rumah ibadah tersebut ataukah berziarah ke makam, ataukah kedua-duanya.
Sebagai contoh, Nabi Muhammad Saw. dimakamkan di dekat masjid Nabawi Madinah, dan makam raja-raja Banten berada di dalam Masjid Agung Banten. Selain itu, di makam-makam tempat ziarah terutama yang besar dan ramai hampir selalu didirikan masjid, misalnya di makam Sunan Gunung Jati Cirebon dan makam Syekh Mansur Pandeglang. Ini menandakan bahwa tempat ibadah (masjid) dan makam (khususnya makam dari orang tertentu) memiliki fungsi spiritual yang beririsan.
Dalam Islam, aktivitas ziarah ke makam keramat berkaitan erat dengan konsep kewalian atau kesucian. Para nabi, wali, dan orang-orang suci atau orang-orang yang dikenal memiliki ketakwaan tinggi dipercaya memiliki tempat mulia di sisi Allah. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah di dalam Alquran surat al-Hujurât [49] ayat 13, yang artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Menurut Muhaimin AG (dalam Supriatno, 2007: xv), Ketakwaan seorang nabi atau wali adalah model tentang orang yang telah menempuh hidup mulia sekaligus model untuk diteladani dan dijadikan panutan bagi orang yang ingin menempuh hidup mulia. Sebagai model, mereka layak dihormati. Penghormatan itu bisa mengambil berbagai bentuk, salah satunya dengan mengunjungi kuburannya tempat sang teladan diperistirahatkan untuk terakhir kalinya. Di sana, orang berdoa dan mendoakannya. Apabila doa mereka dikabulkan oleh Allah, maka tambahan pahala dan kemuliaan (karamah) dari doa itu akan mengalir kepada yang didoakan, dan menambah tumpukan pahala dan kemuliaan yang ada padanya yang sesungguhnya sudah penuh karena ketakwaan dirinya. Seakan tidak tertampung, akumulasi kemuliaan itu lalu meluber kepada penziarah yang sekaligus berdoa tadi. Luberan kemuliaan itulah yang disebut orang sebagai “barakah”. Barakah itu, bagi yang merasakannya, menggejala dalam berbagai bentuk seperti kemudahan usaha, perolehan keuntungan, terbebas dari derita, sembuh dari penyakit, hilangnya stres, ketenangan hidup, dan bentuk-bentuk lain.
Tempat-tempat Ziarah Keramat di Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang terletak di provinsi Banten. Luas wilayahnya adalah 2.193,58 Km2. Wilayah kabupaten Pandeglang berbatasan dengan kabupaten Lebak di sebelah Timur, kabupaten Serang di sebelah Utara, Selat Sunda di sebelah Barat, dan Samudera Indonesia di sebelah selatan. Pada tahun 2000, jumlah penduduknya mencapai 2.933.900 jiwa.
Mayoritas penduduk Pandeglang menganut agama Islam, dan coraknya dapat digolongkan ke dalam Islam tradisional. Di sini, penghormatan terhadap ulama atau kiyai menempati posisi yang tinggi, termasuk ketika ulama tersebut sudah meninggal dunia. Makamnya akan banyak diziarahi oleh murid-muridnya, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat dari luar daerah, bergantung pada “kaliber” atau lingkup ketokohan ulama tersebut.
Tradisi keagamaan masyarakat Pandeglang tidak berbeda dengan tradisi keagamaan di provinsi Banten pada umumnya, termasuk dalam hal ziarah ke makam keramat. Di antara makam keramat di daerah Pandeglang yang banyak diziarahi oleh masyarakat, termasuk masyarakat dari luar daerah, antara lain:
1. Makam Syekh Mansur di Cikadueun
2. Makam Syekh Abdul Jabbar di Karangtanjung
3. Makam Syekh Asnawi di Caringin
4. Makam Syekh Daud di Labuan
5. Makam Syekh Rako di Gunung Karang
6. Makam Syekh Royani di Kadupinang
7. Makam Syekh Armin di Cibuntu
8. Makam Abuya Dimyati di Cidahu
9. Makam Ki Bustomi di Cisantri
10. Makam Nyimas Gandasari di Panimbang.
Aktivitas ziarah ke makam-makam keramat tersebut biasanya meningkat tajam pada bulan Mulud (Rabiul Awal, bulan lahirnya Nabi Muhammad Saw.), menjelang bulan Ramadan, sehabis Lebaran, pada malam Jumat, dan pada hari-hari libur. Tetapi pada hari-hari biasa pun selalu ada saja orang yang berziarah. []

Kisah Warga Temukan Lorong Gunung Padang

Pintu menuju bangunan misterius di Gunung Padang ditemukan 40 tahun lalu
Uji geolistrik dan georadar menemukan anomali diduga gerbang setinggi 19 meter menuju sebuah kamar (chamber). Obyek itu kini menjadi fokus ekskavasi yang dilakukan Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang hari ini. 

Sebelum pengujian dengan teknologi canggih dan termutakhir, Dr. Pon Purajatnika Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, Jawa Barat, yang menjadi bagian tim mengaku, mendapat masukan dari masyarakat mengenai keberadaan celah yang diperkirakan berupa pintu masuk ke bagian perut struktur Gunung Padang.

Adalah Dadi (52), juru kunci Gunung Padang yang menemukan pintu masuk itu, 40 tahun lalu. Kala itu, Dadi yang masih berusia 12 tahun kerap menemani ayahnya mencari sarang madu lebah liar yang ada di daerah tersebut.

"Saya pernah masuk ke lorong batu, hampir seperti gua. Saya yang saat itu berusia 12 tahun, bisa masuk," kata Dadi Sabtu 23 Juni 2012. Ia lupa berapa lebar dan tinggi lorong tersebut.

Yang jelas, posisinya sejajar dengan teras pertama, sebelah timur. "Saat saya mau masuk lebih jauh, saya keburu dikejar bapak dan ditarik ke luar," kata dia. Oleh warga sekitar, lorong itu dianggap sebagai kawah Gunung Padang.

"Bapak saya lalu menceritakan, ada pantangan masuk ke sana. Konon, di dalamnya ada ruangan berisi harta karun yang dijaga ular," kata dia.

Meski kedengaran tak masuk akal, cerita itu kemudian ditelusuri tim ahli. Dengan campur tangan teknologi, tim memindai dari atas altar pertama, dari permukaan maupun tebing. "Dari hasil geolistrik dan georadar 3D ditemukan 2 pintu masuk dalam lorong. Lorong itu sekarang diupayakan dibuka tim," kata ketua tim, Danny Hilman.  Pemindaian yang dilakukan kemarin dan pukul 14.00 tadi, memperkuat indikasi keberadaan lorong tersebut.

Setelah para geolog bekerja, kini giliran tim arkeolog. "Kami sedang memastikan titik ini untuk membuktikannya. Tapi ada lapukan batuan sehingga kondisinya labil bisa mengakibatkan langit-langit runtuh," kata Ali Akbar, ketua tim arkeolog.

Pantauan VIVAnews, satu orang arkeolog masih bekerja di lokasi. Memakai pacul, kuas, juga membuat kotak-kotak ekskavasi. Tim juga menebas alang-alang yang tumbuh liar melampaui tinggi orang dewasa.

Tim menemukan tangga yang kondisinya rusak. Diduga tangga itu menuju pintu utama bangunan di perut Gunung Padang. Sebab, terdapat mata air seperti sumur yang berada di utara.

Ditemukan Batuan Bersudut di Gunung Padang

Batu Bergaris, temuan di Situs Megalitikum Gunung Padang
Tim arkeologi masih melakukan ekskavasi di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, hari ini, Minggu 24 Juni 2012. Ekskavasi dilakukan di dua titik di kawasan timur situs peninggalan peradaban Megalitik dari 2.500 tahun silam.

Ekskavasi dilakukan dengan membandingkan data-data georadar dan geolistrik yang dilakukan ahli geologi.

Pertama, tim membuka kotak ekskavasi sejajar dengan teras pertama, sekitar 50 meter ke bawah. Tim melakukan ekskavasi dengan membuka kotak gali seluas 2x2 meter, dengan kedalaman lebih dari 1 meter.
Kedua, ekskavasi dilakukan sejajar dengan teras ketiga, masih di bagian timur, dengan kotak gali 2x2 meter, dan kedalaman kurang dari 1 meter. Di tebing kotak ekskavasi kedua, struktur batuan lebih padat, sehingga tim agak mengalami kesulitan.

Sementara itu, tim geologi terus melakukan pemindaian geolistrik dan georadar ke arah bagian selatan, sejajar teras lima. Ditemukan beberapa batuan bersudut yang mempunyai bentukan dan ini buatan manusia dengan konstruksi melengkung.

Tim sedang mencoba menyusun batuan bersudut yang ditemukan. Susunan berdasarkan bentuk dan guratan seperti dikatakan Taqyuddin, seorang pakar geografi yang dilibatkan oleh arkelog dalam tim peneliti mandiri Gunung Padang. (art)

FOTO-FOTO TERKAIT

Bentuk batuan yang ditemukan di Gunung Padang ini menampilkan struktur balok-balok batu segi empat, segi lima dan segi enam yang tertata rapi.  
Bentuk batuan yang ditemukan di Gunung Padang ini menampilkan struktur balok-balok batu segi empat, segi lima dan segi enam yang tertata rapi.
Tumpukan batuan yang tersusun rapi ini terletak di Gunung Padang.

"Harta Karun" Gunung Padang Mulai Diungkap

Tim arkeologi melakukan ekskavasi di Gunung Padang
Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang kembali melakukan penelitian di situs megalitik yang berasal dari ribuan tahun silam ini. Dalam penelitian ini, tim arkeologi mulai melakukan ekskavasi atau penggalian arkeologi untuk menyingkap misteri Gunung Padang, terutama untuk mengetahui sistem pembuatan bangunan yang berasal dari masa prasejarah itu.

Ekskavasi Gunung Padang dilakukan sejak Sabtu hingga Minggu, 23-24 Juni 2012, dengan fokus kawasan timur punden berundak di gunung itu. Menurut koordinator tim, Ali Akbar, sebelum melakukan ekskavasi arkeolog terlebih dahulu melakukan survei permukaan.

Berdasarkan survei ini tim menemukan batu tegak yang diduga mengarah ke pintu masuk punden berundak Gunung Padang. "Ditemukan seperti ada garis tegak horizontal yang berjumlah tiga garis," kata Ali Akbar.

Selain itu, ditemukan pula sejumlah batuan bersudut. Bentuknya yang memiliki konstruksi melengkung memunculkan dugaan bahwa batu ini merupakan hasil modifikasi manusia.

Setelah melakukan survei permukaan, tim arkeologi pun melakukan ekskavasi dengan membuka dua kotak gali berukuran 2 x 2 meter di kedalaman 1 meter. "Itu test pit," ucap Ali Akbar. Test pit merupakan fase awal ekskavasi, yang biasanya dilakukan untuk melihat stratifikasi tanah di dalamnya, sebelum membuka kotak ekskavasi yang lebih besar.
Ruangan terkubur
Saat tim geologi melakukan uji geolistrik dan georadar di Gunung Padang, tim menemukan anomali permukaan tanah yang diduga adalah gerbang setinggi 19 meter, menuju sebuah ruangan atau chamber di perut gunung.

Dugaan adanya ruangan ini berawal saat tim geologi mengebor Gunung Padang. Dari pengeboran itu, diketahui terdapat lapisan tanah yang terdiri dari pasir halus. Menurut spekulasi sementara, pasir diduga berasal dari sungai yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi gunung pada saat ini.

Koordinator tim geologi, Dr. Danny Hilman Natawijaya, mengatakan pasir-pasir itu tidak mungkin masuk begitu saja ke dalam bangunan. "Ini membutuhakan bantuan, siapa yang memasukkan ini masih menjadi tanda tanya, karena ini bukan proses alami," katanya.

Asumsi itu jugalah yang ingin dibuktikan dengan melakukan ekskavasi dan penelitian arkeologi. Karena itu batu tegak bergaris yang ditemukan dianggap sebagai benda penting untuk menjawab misteri ruangan terkubur ini. Dugaan pun kemudian muncul, batu tegak itu mengarah ke rongga yang berada di perut situs Gunung Padang. Sebab, di teras bawah yang berjarak 50 meter dari lokasi yang sejajar dengan teras kelima, ditemukan pula batu tegak berciri sama.
Dua batu dengan tinggi satu meter lebih dan diameter 40 cm ini berdiri sejajar dengan jarak sekitar dua meter. Ada garis yang sama di kedua batuan, yang memperlihatkan batu ini seperti batu bergaris yang ditemukan di teras di atasnya.

"Meskipun sudah roboh, namun ini menjadi salah satu kunci utama teka-teki,” kata arkeolog Ali Akbar.

Batu berdiri ini diperkirakan sebagai pintu masuk dengan tangga bersusun di bawahnya. Penemuan anak tangga pada punden berundak yang lebih kecil di sisi timur gunung diperkuat lagi dengan temuan mata air.

“Kami menemukan mata air yang berjarak sekitar 200 meter ke bawah. Letaknya sejajar dengan tangga. Ini memperkuat dugaan bahwa bagian ini menjadi kesatuan dengan struktur dan konstruksi Gunung Padang. Mata air mempertegas alur religi masyarakat purba terdahulu yang mengarah pada pemujaan di Gunung Padang,” kata arkeolog Universitas Indonesia itu.

Meski begitu, tim arkeologi masih belum mengetahui fungsi batu tegak tersebut. "Itu juga belum tentu menhir, sebab menhir digunakan dalam pemujaan," ucapnya.

Harta karun?


Sebelum ekskavasi dilakukan, beredar rumor bahwa tim peneliti juga berupaya menemukan harta karun yang terpendam di ruangan terkubur tersebut. Tapi kabar ini langsung dibantah Danny Hilman. “Tim melakukan riset bukan untuk mencari harta karun berupa logam mulia seperti kabar yang selama ini beredar,” dia menjelaskan.

Danny menjelaskan, "harta karun" yang sekarang sedang diteliti tak lain adalah pembuktian dari berbagai asumsi ilmiah di seputar temuan misterius ini. Tim mencari artefak dalam bentuk apa pun yang bisa menjelaskan mengenai situs megalitikum di Gunung Padang ini. “Ini 'harta karun' yang sesungguhnya, di mana kami akan memberi catatan baru pada ilmu pengetahuan,” ungkapnya. 

Untuk sementara, tujuan keilmuan itu sudah cukup tercapai. Misalnya, tim arkeologi berhasil mengungkap luas kawasan punden berundak Gunung Padang, yang diduga 10 kali lebih luas dari Borobudur.

Dugaan ini berdasarkan temuan lebih dari 20 struktur terasering yang menjadi bagian dari konstruksi Gunung Padang. "Terasering ini cukup tersusun rapi, diperkirakan terus memanjang hingga 200 meter lebih dari konstruksi punden berundak," kata Ali Akbar.

Meski begitu, tim geologi belum satu pandangan dengan tim arkeologi soal usia Gunung Padang. Berdasarkan uji karbon Badan Tenaga Atom Nasional, dari pengeboran yang dilakukan, tim geologi menduga situs ini berasal dari 10.000 SM.

Sedangkan tim arkeologi menaksir Gunung Padang dibangun pada 2.500 SM. Temuan guratan pada susunan batu yang rapi memperkuat asumsi para arkeolog bahwa Gunung Padang berasal dari kurun waktu ini.

"Referensi yang kami pakai ini berasal dari zaman neolitik, di mana catatan pada masa itu hampir mirip dengan kondisi temuan di kawasan situs Gunung Padang saat ini,” ujar Ali Akbar. (kd)

Nasional FOTO: Misteri Gunung Padang Mulai Dikuak

Tim arkeologi melakukan ekskavasi di Gunung Padang
Tim peneliti kembali meneliti situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Mereka berusaha menguak dugaan adanya situs megalitikum di gunung tersebut.

Para peneliti itu melakukan pemindaian dengan menggunakan georadar dan geolistrik. Hasilnya, mereka mengklaim mendapatkan sejumlah temuan baru.

Para peneliti itu memperkirakan terdapat sebuah gerbang masuk situs tersebut. Lokasinya di sebelah timur. Dugaan itu diperkuat dengan temuan teras-teras dari batu yang tertata rapi menuju ke puncak gunung.

Tak hanya itu, tim peneliti menduga adanya ruangan berukuran besar di gunung itu. Mereka juga menemukan batuan bersudut yang diduga sebagai buatan manusia. Namun, hingga kini, dugaan itu belum terkuak.

Tim arkeolog menghentikan sementara proses ekskavasi lereng timur situs Gunung Padang ini. Sulitnya medan serta konstruksi tanah yang labil membuat penggalian dianggap terlalu berisiko.

Politik Video Porno, BK DPR Periksa Karolin Margaret

Legislator asal Fraksi PDI Perjuangan Karolin Margaret Natasa
Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat telah meminta keterangan Karolin Margaret Natasa, anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan yang diduga terlibat video porno. Ketua BK, M Prakoso mengatakan pihaknya sudah memeriksa Karolin, hari ini selama 20 menit.

"Sejak jam 9 pagi sudah klarifikasi di rapat BK," kata Prakoso di Gedung DPR, Selasa 14 Juni 2012. Dalam pemeriksaan itu, kata Prakoso ada sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada Karolin salah satunya terkait sosok yang berada di dalam video itu.

"Kami tanya apakah sudah melihat video, beliau katakan sudah. Kami tanyakan apa sosok di video itu Ibu Karolin? Dan Ibu Karolin mengatakan bukan saya. Apakah akan melakukan langkah-langkah jika merasa dirugikan? Beliau katakan berencana melaporkan ke kepolisian," kata Prakoso.

BK sendiri tidak percaya begitu saja pada pengakuan Karolin. Sebelum memeriksa Karolin, BK sudah meminta keterangan sejumlah ahli telematika. Meski, keterangan para ahli ini pun tidak satu suara mengenai sosok perempuan dalam video mesum itu. "Ada yang katakan mirip, ada yang katakan belum bisa dipastikan. Ini belum tuntas," kata dia.

Mengingat perangkat BK tidak mampu mengungkap siapa sosok perempuan dalam video mesum itu, BK DPR akan meminta bantuan Mabes Polri. Apalagi Karolin membantah keterlibatannya. BK DPR akan meminta bantuan untuk memastikan siapa perempuan dalam video tersebut dan siapa pihak yang sudah menyebarluaskan. "BK akan melapor ke Mabes Polri."

Menurutnya, video itu harus diselidiki di laboratorium digital forensik dan Mabes Polri yang punya itu. "Ini juga termasuk pidana dalam UU ITE," kata dia.
Sebelumnya, Karolin yang juga anggota Komisi IX DPR buka suara terkait video mesum mirip dirinya. Dia menduga video itu sengaja disebar pihak-pihak tertentu untuk mendeskreditkan keluarganya di Kalimantan Barat. Klik berita lengkapnya di tautan ini.
(eh)

Nasional Video Seks DPR, Karolin Belum Dipanggil Polri

Karolin Margret Natasa, Anggota DPR RI
Anggota Komisi IX DPR RI yang diduga sebagai pemeran dalam video seks mirip anggota DPR, Karolin Margaret Natasha, mengaku hingga kini belum memperoleh surat pemanggilan dari Mabes Polri terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus tersebut.

"Belum, kan masih proses. Masih kerja," ujar Karolin di gedung DPR, Jakarta, Senin, 25 Juni 2012.
Sayangnya Karolin yang baru selesai menghadiri Rapat Kerja dengan Menteri Kesehatan itu enggan membeberkan sampai dimana perkembangan kasus yang membelitnya tersebut. Bahkan anggota DPR dari PDIP ini terlihat langsung menghindar dari wartawan.

Sementara itu, Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR, M Prakosa, meminta kepada pimpinan DPR untuk mengecek perkembangan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"Kami minta pimpinan DPR mengecek ke polisi, minggu depan akan dicek ke Polri," katanya.
Menurut Prakosa, surat permohonan yang diajukan DPR dua pekan yang lalu, seharusnya cukup untuk mengetahui perkembangan awal dari kasus video tersebut. "Kami minta selain kepastian sosok, dan pelaku penyebar video," ungkapnya.

Setelah meminta klarifikasi dari Karolin, kata Prakosa, BK DPR langsung mengirim surat ke pimpinan DPR untuk diteruskan ke Polri. "Statusnya kan sudah kita kirim ke polisi melalui pimpinan DPR, kita tunggu dari polisi," tuturnya seraya membantah kabar bahwa BK DPR sengaja menggantung nasib Karolin di parlemen.

Happy Salma Hamil?

Jakarta - Kabar bahagia datang dari aktris Happy Salma. Happy dikabarkan saat ini tengah hamil. Benarkah?

Saat dikonfirmasi Happy pun terlihat malu-malu. Ia pun tidak membantah atau membenarkan kabar tersebut.

Ia memilih meminta doanya untuk kebenaran kabar tersebut. "Ada deh (hamil), tapi omongan kita berdua itu," tutur Happy usai ijab kabul Audy dan Iko di Hotel Grand Mahakam, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2012).

"Doain aja yg terbaik buat kita," tambahnya.

Saat kembali ditegaskan tentang kehamilannya, perempuan kelahiran 4 Januari 1980 itu lebih senang menjelaskan tentang kehadirannya dengan sang suami di acara akad nikah Audy dan Iko Uwais. Ia menuturkan memang sengaja meluangkan waktu untuk bisa datang bersama sang suami.

"Kalau acara seperti ini, kan karena memang mengharuskan kita berdua hadir. Apalagi Audy sebagai teman dekat," tutur istri Tjokorda Bagus Dwi Santana Kertayasa itu.

(fk/fk)

Ditinggal Nikah, Jane Shalimar Simpan Kenangan Bersama Iko Uwais

Jakarta - Iko Uwais menggelar akad nikah dengan Audy hari ini. Bagaimana perasaan Jane Shalimar yang merasa sebagai 'korban' dari hubungan mereka?

Jane mengaku masih menyimpan barang-barang kenangannya dengan Iko. Bahkan, Jane menyimpan secara khusus barang-barang dari mantan kekasihnya itu.

"Sudah dipisahkan barang-barang dari dia, sudah ada di suatu tempat," ungkapnya saat berbincang melalui ponselnya, Senin (25/6/2012).

Ibu satu anak itu memang pada awalnya menuding Audy menjadi duri dalam hubungannya dengan Iko. Namun, lambat-laun ia pun bisa mengikhlaskan hubungan cinta mereka.

"Aku dari awal memang sudah ikhlas dia dengan dirinya. Biarkan saja, itu semua sudah ada jalannya," tutur beberapa waktu lalu.

(fk/mmu)