Senin, 25 Juni 2012

Mengunjungi Mata Air Batu Qur’an

PANDEGLANG (Pos Kota) – Mata air Batu Qur’an tidak hanya dimanfaatkan untuk irigasi dan berbagai keperluan rumah tangga penduduk setempat. Namun sember air bekas peninggalan Syech Maulana Mansyurudin ini juga mengandung berkah untuk penyembuhan dan pengasihan.
Konon dengan cara melakukan ritual mandi di tempat ini seseorang diyakini tetap awet muda dan memiliki pancaran aura yang mempesona.
Kawasan Batu Qur’an bukan hanya dikenal sebagai wisata ziarah yang terkandung berbagai sejarah. Namun di tempat ini juga menjadi obyek wisata alam yang menjanjikan. Untuk mencapai wilayah ini, peziarah akan melewati perkampungan penduduk.
Jalan menuju Batu Qur’an yang terletak di di Desa Cibulakan Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini sangat mudah dijangkau.
Di kawasan ini pengunjung akan disambut rindangnya pepohonan dengan  udara sejuk menyegarkan. Di balik rerimbunan pepohonan itu  terdapat sumber mata air. Yang tak lain adalah sumber mata air batu qur’an.
Lokasi wisata ini memang masih perawan. Karena belum ada perubahan sedikitpun. Kecuali pagar pembatas pemandian yang menuju ke sumber mata air batu qur’an yang diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan. Di sebelah kiri sumber mata air batu Qur’an terdapat bangunan mushola yang di dalamnya terdapat sumur yang merupakan peninggalan Syeh Maulana Manshurudin. Kawasan ini dianggap sebagai tempat keramat yang selalu menyedot ribuan pengunjung.
Mereka yang datang ke tempat ini dari berbagai kalangan. Tercatat dalam buku tamu  di kawasan Batu Qur’an ini  mulai dari masyarakat biasa, pejabat negara, pengusaha bahkan artis.
BIKIN AWET MUDA
Selain sebagai tempat wisata ziarah, kawasan Batu Qur’an ternyata menyimpan kekuatan mistik yang mendatangkan berkah. Airnya diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan bikin awet muda. Tak pelak banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk mandi atau sekedar cuci muka di tempat ini. Bahkan banyak yang para pengunjung yang membawa pulang air dari batu qur’an ini.
Riwayat Batu Qur’an ini tak dapat dilepaskan dari karomah Syech Mansyurudin saat melakukan perjalanan haji ke tanah suci Mekah Al Mukaromah. Pada saat berangkat ke Mekah, Syech Maulana Mansurudin diberi wasiat oleh Sultan Ageng Tirtayasa agar tidak boleh mampir ke tempat lain dan harus langsung ke Mekah.
Namun dalam pernjalanan beliau lupa terhadap pesan bapaknya. Kemudian ia mampir ke daerah pulau Menjeli, wilayah Cina.
Menurut riwayat, dua tahun beliau menetap di pulau tersebut dan kawin dengan ratu jin  dan dikarunia putera satu. Tak lama kemudian ia ingat pesan bapaknya lalu menuju ke Mekah. Selama di Mekah ia banyak menimba ilmu dari berbagai ulama dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Permohonan ampunan beliau  ternyata dikabulkan Allah. Beliau  juga diberikan berbagai karomah ilmu yang sempurna termasuk ilmu kewalian. Dengan izin Allah selama dalam perjalanan pulang dari Mekah Ke Banten tidak melalui jalan seperti layaknya manusia kebanyakan. Tapi menyelam dari sumber air zam-zam di Mekah hingga menembus gunung Karang yang masih wilayah Pandeglang.
 Namun saat akan keluar dari dasar bumi di kawasan Gunung Karang tersebut dia terdengar suara agar ia tidak keluar ke permukaan atau ke daratan dari tempat tersebut. Selanjutnya ia berjalan melalui perut bumi hingga sampailah pada wilayah Cibulakan, Cimanuk.
Bekas keluarnya Syech Maulana Mansyurudin di Cibulakan tersebut akhirnya berubah menjadi mata air yang deras sekali. Luapan mata air tersebut semakin hari semakin besar bak Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Bahkan lebih dahsyat lagi. Jika dibiarkan maka wilayah Pandeglang akan tenggelam.
Melihat kejadian tersebut akhirnya Syech Mansyurudin yang dikenal sebagai waliyullah ini bermunajat kepada Allah. Atas petunjuk dari Allah, maka Syech Mansyrudin menutup sumber mata air tersebut dengan mushaf Al Qur’an.
Berkat ijin Allah, sumber mata air dapat ditutup dengan mushaf alqur’an  yang selanjutnya berubah menjadi batu yang dinamakan batu qur’an. Hingga saat ini air bekas sumber mata air tersebut masih mengalir. Namun tidak memancar sangat deras yang dapat membahayakan manusia berkat karomah Syech Mansyurudin. (haryono/Dms)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar